Rabu, 11 Mei 2011

Tanggung Jawab Perawat


Seorang perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat untuk asuhan keperawtan yang diberikannya.
A.    Tanggung Jawab
     Tanggung Jawab mengacu pada pelaksanaan tugas yang dikaitkan dengan peran tertentu perawat ketika memberikan medikasi, perawat bertanggung jawab dalam mengkaji kebutuhan klien terhadap obat-obatan, memberikannya dengan benar dan dalam dosis yang aman serta mengevaluasi responsnya. Seorang perawat yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam pengetahun dan kemampuan, serta menunjukan keingnan untuk bertindak menurut panduan etik profesi.
1.      Tanggung jawab perawat terhadap klien
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat sangat memrlukan etika keperawatan yang merupkn yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu, focus dari etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Unuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan msyarakat, yaitu sebagai berikut :
1.      Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
2.      Perawat, dalam melaksankan pengabdian di bidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
3.      Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
4.      Perawat, menjalin hubungan kerja sama dengan individu, kelurga, dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2.      Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
1.      Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
2.      Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.
3.      Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
4.      Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan social.
5.      Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/lien dalm melaksankan tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubunganya dengan keperawatan.
3.      Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat
     Tanggung jawab perawatterhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain adalah sabagai berikut :
1.      Perawat memelihara hubungan baik antar sesame perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2.      Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamnnya kepada sesam perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4.      Tanggung jawab perawat terhadap Profesi
1.      Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri dan/atau bersam-sam dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya, yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
2.      Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3.      Perawat berperan dalam menentukn pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatn pelyanan dan pendidikan keperawatan.
4.      Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdianya.
5.       Tanggung Jawab perawat terhadap Negara
1.      Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
2.      Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

B.     Tanggung Gugat
      Tanggung Gugat artinya dapat memberikan alas an atas tindakannya. Seorang perawat bertanggung gugat atas dirinya sendiri, klien, profesi, atasan, dan masyarakat. Jika dosis medekasi salah diberikan, perawat  bertanggung gugat pada klien yang menerima medekasi tersebut, dokter yang memprogramkan tindakan, perwat yang menetapkan standar perilaku yang diharapkan, serta masyarakat, yang semuanya menghendaki perilaku professional. Untuk dapat melakukan tanggung gugat, perawat  harus bertindak menurut kode etik professional. Jika suatu kesalhan terjadi, perawat melaporkannya dan memulai perawatan untuk mencegah trauma lebih lanjut. Tanggung gugat memicu evaluasi efektifitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat professional memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang telah ada.
2.      Untuk mempetahankan standar perawatan kesehatan.
3.      Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan pertumbuhan pribadi pada pihak profesional perawatan kesehatan.
4.      Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.
     Untuk dapat bertanggung gugat, perawat melakukan praktik dalam kode profesi. Tanggung gugat membutuhkan evaluasi kinerja perwat dalam memberikan perawatan kesehatan. Joint commission on accreditation of healthcare organization (JCAHO) telah merekomendasikan penetapan standar pemberian asuhan keperwatan. Standar tersebut dikembangkn oleh ahli klinis, memberikn struktur dasar di mana asuhan keperawatan secara objektif diukur. Standar tersebut tidak membatasi kebutuhan rencana perawatan individu, bahkan, perawat justru memasukan standar tersebut kedalam rencana perawatan untuk setiap klien. Tanggung gugat dapat dijamin dan diukur dengan lebih baik ketika “kualitas perawatan” telah ditetapkan. Sebagian besar instituisi menyandarkan panduan yang ditawarkan berdasarkan JCAHO dan ANA.

Obat-obat Kardiovaskuler,Saluran Pernafasan dan Saluran Pencernaan

Obat-obat Kardiovaskuler,Saluran Pernafasan dan Saluran Pencernaan
A. Obat- obat Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler adalah sistem yang terdiri dari jantung, pembuluh darah, darah. Kerja pompa dari jantung merupakan sumber energi untuk sirkulasi darah ke dalam sel-sel tubuh. Sumbatan pembuluh darah dapat menghambat aliran darah.
Adapun kelompok obat kardiovaskuler, yaitu :
1. Glikosida jantung dan obat-obat yang digunakan dalam pengobatan gagal janutng kongestif.
2. Vasodilator dan pengobatan Antiangina Pektoris
3. Obat-obat hipertensi
4. Obat-obat yang digunakan aritmia jantung
5. Obat – obat diuretik
Obat-obat dalam kelo0mpok ini mengatur kontraksi janutng frekuensi, dan aliran darah ke miokardium.
1. Glikosida Jantung
Glikosida jantung juga disebut sebagai glikosida digitalis. Kelompok obat ini menghambat pompa natrium-kalsium, sehingga akan meningkatkan kalsium intraseluler, yang menyebabkan serabut otot jantung berkontraksi lebih efisien.
Meningkatnya kontraktilitas miokardium akan meningkatkan kerja jantung, perifer dan ginjal dengan meningkatkan curah jantung, mengurangi preload, dan memperbaiki aliran darah ke perifer dan ginjal, mengurangiedema, juga meningkatkan ekresi cairan. Akibatnya retensi cairan pada paru-paru dan ekstremitas akan berkuranng
2. Obat Antiangina
Obat-obatan antiangina meningkatkan aliran darah baik dengan menambah suplai oksigen atau dengan mengurangi kebutuhan miokardium akan oksiggen. Tiga jenis antiangina adalah nitrat, penghambat ranytai kalsium, dan penghambat beta. Efek sistemik utama dari nitrat adalah penurunan tonus vena, yang menurunkan kerja jantung dan mengurangi kebutuhan oksigen.
a. Golongan nitrat
Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa bergantung pada sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi beban halu jantung.
b. Golongan antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran ,yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambatke dalam sel otot polas, otot jantung dan saraf. Berkurangnya kadar kalsium bebas di ddalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi) , kontraksi otot jantung (inotropik negativ), serta pembentukan dan konduksi impols dalam jantung ( kronotropik dan dromotopik negatif.
c. Golongan beta bloker
Obat-obat penghambat adreneseptor beta (beta-blloker) menghambat androneseptor-beta di jantung, pembuluh darah perifer , brunkus, pankreas dan hati. Saat ini tersedia beta bloker yang pada umumnya menunjukan efektivitas yang sama namun, terdapat perbedaan-perbedaan diantara berbagai beta-bloker, yang akan mempengaruhi pilihan dalam mengobati penyakit atau pasien tertentu. Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya.
3. Obat Hipertensi
Hipertensi dapat berkembang dari ringan hingga berat. Hipertenss berat disertai dengan akibat kelainan pada jantung dan ginjal. Karna itu setiap hipertensi harus diobati dan apabila meningkat ke hipertensi berat, maka diperlukan pengobatan dan perawatan khusus.
Jenis-jenis obat hipertensi
a. Penghambat saraf adrenergik
Obat ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari pasca ganglion saraf adrenergik. Obat-obat golongan ini tidak mengendalikan tekanan darah dan dapat menyebabkan hipotensi. Obat-obat ini jarang digunakan tapi mungkin masih diperlukan bersam terapi lain pada hipertensi.
b. Alfa-broker
Sebagai alfa-broker , prajosin menyebabkan vasodiltasi arteri dan vena sehingga jarang menimbulkan takikardi. Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama, sehingga harus hati-hati pada pemberian pertama.



c. Obat-obat untuk feokromositoma
Fenoksibanzamin adalah alfa-broker kuat dengan banyak efek samping. Obat ini digunakan bersam beta-bloker untuk pengobatan jangka pendek episode hipertensi berat pada feokromositoma.
d. Obat anti hipertensi yang bekerja sentral
Ini terrmasuk metildova, yang mempunyai keuntungan karna aman untuk pasien asma, gagal jantung, dan kehamilan.
4. Obat-obat antiaritmia
Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasarkan penggunaan kliniknya dalam obat-obat untuk aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel (misal disopiramid), dan obat-obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).
a. Aritmia supraventrikel
Adenosin biasanya obat terpilih ntuk menghentikan takikardia supraventrikal paroksismal. Karena masa kerjanya pendek sekali (waktu paruhnya hanya 8-10 detik tapi memanjang diberikan bersam dipiradamol), kebanyakan efek sampingnya berlangsung singkat.
b. Aritmia supraventrikel dan ventrikel
Obat-obatan untuk aritmia supraventrikel dan ventrikel misalnya amiodaron, beta-bloker, disopiramid,flekainid, prokainaid,propafenon, dan klinidin.
c. Aritmia Ventrikal
Bretilium hanya digunakan sebagai obat antiaritmia pada resusutasi.Obat ini diberikan intamuskuler dan intravena tapi dapat menyababkan hipotensi berat, terutama setelah pemberian intravena (mual dan muntah dapat terjadi). Lidokain (lignokain) relatif aman bila diberikan sebagai injeksi intravena lambat dan harus menjadi pilihan utama dalam keadaan darurat. Meksiletin diberiakan sebagai injeksi intravena lambat bila lidokain tidak efektif, obat ini memiliki kerja yang serupa. Morasilin adalah obat untuk profilaksis dan pengobatan aritmia ventrikel yang serius dan mengancam jiwa.
5. Obat Diuretik
Diuretika golongan tiazid digunakan untuk mengurangi edema akibat gagal jantung dan dengan dosis yang lebih rendah, untuk menurunkan tekanan darah. Diuretika kuat digunakan untuk edema paru akibat gagal jantung kiri dan pada pasien dengan gagal jantung yang sudah lama dan kombinasi diuretika mungkin selektif untuk edema yang resisten terhadap pengobatan dengan satu diuretika,misalnya diuretika kuat dapat dikombinasi dengan diuretika hamat kalium.
a. Diuretika golongan tiazid
Tiazid dan senyawa-senyawa terikatnya merupakan diuretik dengan potensi sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini sertelah pemberian peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam. Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar tidak mengganggu tidur pasien.
b. Diuretika kuat
Diuertika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat gagal jantung kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas dan prabeban lebih cepat dari mula kerja diuresisnya. Diuretika ini juga digunakan pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung lama.
c. Diuertika hemat kalium
Amilorida dan triamperen merupakan diuretika yang lemah. Keduanya menybabkan retensi kalium dan karenanya digunakan sebagai alternative yang lebih efektif dari pada memberikan suplemen kalium pada pengguna tiazid atau diuretika kuat. Suplemen kalium tidak boleh diberikan bersama diuretika hemat kalium.
d. Diuretika merkuri
Meskipun efektif, diuretika merkuri sekarang hampir tidak pernah digunakan karena efek nefrotoksisitasnya. Merkuri harus diberikan lewat injeksi intramuskular. Pengunaan intravena dapat menyababkan hipotensi berat atau kematian mendadak.
e. Diuretika osmotik
Diuretika golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena mungkin meningkatkan mengingatkan volume darah secara akut.
f. Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretika penghambat enzim karbonik ( asetazolamid ) merupakan diuretika yang lemah dan jarang digunakan berdasarkan efek diuertiknya.
g. Kombinasi diuretika
Disamping penabahan satu golongan diuretika pada diuretika yang lain, kekhawatiran terjadi hipokalemia atau ketidakpatuhan pasiaen meningkatkan penggunaan kombinasi dengan diuretika hemat kalium.




B. Obat-obat Saluran Pernafasan
Respirasi adalah proses dimana terjadi pertukaran gas pada membran alveoli-kapiler. Infeksi saluran pernfasaan seperti flu, rhinitis akut, sinusitis, tonsilitis akut, dan laringitis akut. Pilek adalah tipe infeksi saluran nafas atas yang paling sering ditemukan. Gejala-gejala flu mencakup rinorea, hidung tersumbat, batuk, dan peningkatan sekresi mukosa.
Adapun obat-obat yang tergolong obat sistem pernafasan, yaitu :
1. Antihistamin
Antihistamin atau penghambat HI , bersaing dengan histamin untuk menduduki reseptor, sehingga menghambat respon histamin. Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamin menyebabakan mulut kering dan pengurangan sektesi. Membuat zat ini berguna untuk mengobati rhinitis yang ditimbulkan oleh flu. Antihistamin juga mengurangi rasa gatal pada hidung yang menybabkan penderita bersin.
2. Antitusif
Antitusif bekerja pada pusat pengendalian batuk dan di medula untuk menekan reflek batuk. Batuk adalah cara tubuh untuk mengeluarakan secret atau material lain dari saluran nafas.
C. Obat-obat Saluran Pencernaan
Sistem pencernaan adalah suatu dimana terjadi pengolahan partikel-pertikel makanan dan diabsorpsi ke dalam sistem peredaran darah untuk dan sebagian kecil di lambung. Beberapa ganguan sistem pencernaan, yaitu diare, konstipasi, dan obstruksi.

Golongan-golongan obat yang dipakai untuk memperbaiki atau mengendalikan muntah, diare, dan konstipasi adalah antiemetik, emetik, antidiare, dan laksatif.
1. Antiemetik
Antiemetik dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Antiemetik tanpa resep
Obat yang di jual bebas ( agen anti muntah ) dapat dibeli langsung tanpa resep. Obat ini sering di pakai untuk mencegah mabuk kendaraan dan hanya memiliki efek sedikit untuk mengatasi muntah berat. Obat ini harus diminimum 30 menit sebelum berangkat. Antiemetik antihistamin tertentu seperti dimethidrinat ( Dramamine ) siklizin hidroklorid ( marezin ), meklizine hidriklorid ( antivert ) dan dihenhidramin hidroklorid ( Benadryl ) dapat dibeli sevcara bebas untuk mencegah mual, muntah dan pusing ( vertigo ) karena mabuk kendaraan.
b. Antiemetik dengan resep
Obat ini dikelompokan ke dalam beberapa golongan antihistamin, antikolinergik, fenotiazin, kanabinoid, dan lain-lain. Antihistamin dan antikolinergik terutama bekerja pada pusat muntah.
2. Emetik
Apomorfin adalah derivate morfin emetic yang dapat diberikan secara SC atau IM. Obat ini digolongkan nakotik dan dapat menekan pusat pernfasaan dan dalam golongan narkotik dan dapat menekan pusat pernafasaan dan menurunkan tekanan darah, karena itu tidak dipakai dalam keadaan narkosis karena penekanan SSP, seperti opium, barbiturate, dan alkohol. Efek samping dan apomorfin mencakup kegelisahan, theremor, euphoria, takikrdia, hipotensi, mual , peningkatan saliva, berkeringat, dan pengeluaran air mata.


3. Antidiare
Obat antidiare di klasifikasikan menjadi beberapa macam,yaitu opium, obat-obat yang berkaitan dengan opium, adsorben, dan atidiare kombinasi.
- Opium
Opium menurunkan motilitas usus, sehingga mengurangi peristaltik.
Konstipasi merupakan efek yang sering tumbul. Contohnya
tingkur opium, p;aregoric, dan kodein. Opium biasanya diberikan bersama dengan antidiare lain.
- Agen-agen Opium Related
Obat-obat ini dapat menyababkan mual, muntah, rasa mengantuk, dan distensi abdomina ( perut kembung ). Pada pemakaian yang lama dapat timbul takikardia, ileus paralitik, retensi urin, penurunan sekresi, dan ketergantungan fisik.
- Adsorben
Antidiare adsorben adalah koalin dan pectin. Agen-agen ini dikombinasi dengan obat antidiare lainnya.
4. Laksatif
Laksatif dan katartiks dipakai dipakai untuk mengeluarkan tinja lunak sampai berair dengan sedikit kram ( rasa nyeri ). Ada jenis laktasif, yaitu osmotik,
( salin ), kontak ( stimulan atau iritin ), pembentukan bulk, dan emolien.





Tabel 1, Obat kardiovaskuler

NO Nama Generik Nama Dagang Nama Pabrik Golongan Obat
1 Diltiazem Delbres Harsen K
2 Dipiridamol Cardial Meprofarm K
3 Isosorbid Imdur Astra Zeneca K
4 Nifedipin Adalat Bayer K
5 Nitrogliserin Minitran Daya varia K
6 Verapamil Cardiover Landson K

Tabel Obat diltiazem
No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Carditen Kalbe Farma K
2 Delbres Harsen K
3 Dilamen Sanbe Farma K
4 Diltan Sunthi Superu K
5 Lanodil Landson K



Tabel Obat Dipiridamol

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Cardial Meprofarm K
2 Dilason Gratia Husada Farma K
3 Persantin Boehringer Ingelherm K
4 Sirotep Bima Mitra K
5 Vasokor Medikor Prima K

Tabel Obat Isosobride

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Cedocard Darya Varia-Nycomend G
2 Fasorbid Fahreinheit G
3 Isoket IV Pharos G
4 Landson Landson G
5 Vascardin Nicholas G



Tabel Obat Nifedipin

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Calcianta Armoxindo Farma G
2 Coronipin Dexa Medica G
3 Farmalat Fahrenheit G
4 Ficor Otto G
5 Xepalat Metisha Farma G

Tabel Obat Nitrogliserin

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Lutenyl Merck G
2 Minitran Daya Varia G
3 Nitrocine Pharos G

Tabel Obat Verapamil

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Cardiver Landson K
2 Isoptin Tunggal IA K
3 Isoptin SR Knoll K
4 Norcuron Organon K
5 Tarka Abbott K

Tabel 2, Obat Saluran Pernafasan

NO Nama Generik Nama Dagang Nama Pabrik Golongan Obat
1 Ambroksol Ambril Merck K
2 Efedrina Asficap Imfarmind K
3 Salbutamol Ascolen Heroic K
4 Terbutalin Asmabet Mahakam BetaFarma K

Tabel Obat Ambroksol
No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Ambril Merck K
2 Berea Zenetin K
3 Brolexan Medifarma K
4 Brommer Mersi K
5 Broncozd Mugi K







Tabel Obat Efedrina

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Antusin Kimia Farma K
2 Asficap Imfarmind K
3 Asmadex Dexa Medica K
4 Asmasolon Medi Farma K
5 Asmavar Varia Sekata K

Tabel Obat Salbutamol
No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Asmacare Kimia Farma G
2 Azmacon Corsa W
3 Brunchosal Ifars G
4 Brondisal GMP G
5 Combivent Boehringer Ingelheim G

Tabel Obat Terbutalin

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Asmabet Mahakam Betafarma K
2 Astherin Pyidam K
3 Brasmatic Darya Varia K
4 Bricasma Astra Zeneca K
5 Forasma Guaidian Pharmatama K


Tabel 3, Obat Saluran Pancernaan

NO Nama Generik Nama Dagang Nama pabrik Golongan Obat
1 Alumunium Hidrosida Alukol PIM B
2 Dimetikon Aeropak Erchopharm B
3 Magnesium Hidroksida Altidin Yekatria Farma B
4 Ranitidine Anitid Bernofarm K



Tabel Obat Alumunium Hidrosida

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Alukol PIM B
2 Atmacid Graha Farma B
3 Antasida Doen Errita Pharma B
4 Atmacid Graha Farma B

Tabel Obat Dimetikon

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Acitral Interbat K
2 Adimag Aditama Raya Farmindo B
3 Aeoropak Erchophram B
4 Almacon Pyridam B
5 Aludona Armoxindo B

Tabel Obat Magnesium Hidroksida

No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Almacon Pyridam B
2 Altidin Yekatria Farma B
3 Atmacid Graha Farma B
4 Biomag MPS Erlimpex B
5 Bufantacid Bufa Aneka B

Tabel Obat Ranitidine
No Nama Dagang Nama Pabrik Golongan
1 Gastridin Interbat G
2 Hexer Hexpharm G
3 Radin Dexa Medica G
4 Ranivel Novell Pharm G
5 Ratinal Gracia Pharmindo G

ASKEP TBC

A. Pengertian
Rata Tengah
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam.
C. Patofisiologi
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain.
Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum).
Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2. BB klien biasanya menurun; agak kurus.
3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 – 41° C.
4. Batu lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5. Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
6. Sesak nafas.
7. Nyeri dada.
8. Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada malam hari).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat.
3. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
4. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.
6. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis.
8. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).
F. Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1. Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
* Streptomisin inj 750 mg.
* Pas 10 mg.
* Ethambutol 1000 mg.
* Isoniazid 400 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis :
1.
* INH.
* Rifampicin.
* Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.
1. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
* Rifampicin.
* Isoniazid (INH).
* Ethambutol.
* Pyridoxin (B6).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU
(TB PARU)
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
* Kelelahan umum dan kelemahan.
* Nafas pendek karena bekerja.
* Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
* Mimpi buruk.
Tanda :
1.
* Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
* Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
1. Integritas Ego.
Gejala :
* Adanya faktor stres lama.
* Masalah keuanagan, rumah.
* Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
* Populasi budaya.
Tanda :
1.
* Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
* Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.
1. Makanan / cairan.
Gejala :
* Anorexia.
* Tidak dapat mencerna makanan.
* Penurunan BB.
Tanda :
1.
* Turgor kulit buruk.
* Kehilangan lemak subkutan pada otot.
1. Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
* Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :
1.
* Berhati-hati pada area yang sakit.
* Perilaku distraksi, gelisah.
1. Pernafasan.
Gejala :
* Batuk produktif atau tidak produktif.
* Nafas pendek.
* Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda :
1.
* Peningkatan frekuensi nafas.
* Pengembangan pernafasan tak simetris.
* Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
* Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
* Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
* Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).
1. Keamanan.
Gejala :
* Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
1.
* Demam rendah atau sakit panas akut.
1. Interaksi sosial.
Gejala :
* Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
* Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.
1. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :
* Riwayat keluarga TB.
* Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
* Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
* Tidak berpartisipasi dalam therapy.
B. Diagnosa keperawatan Yang Muncul
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
* Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
* Mendemontrasikan batuk efektif.
* Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
* Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
* Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
* Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
* Tahan napas selama 3 – 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
* Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
* Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.
* Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
* Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
* Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
* Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
* Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
* Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
* Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
* Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
* Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. E. Marylin. 1992.Nursing Care Plan. EGC. Jakarta.
Pearce. C. Evelyn. 1990.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta.

Selasa, 10 Mei 2011

Pemberian Makan Melalui Oral



2.1 Pengertian nutrisi
       Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Nutrisi sekarang diakui sebagai perawatan penting pada penyakit apapun yang menempatkan klien pada mellitus yang tidak tergantung insulin atau hipertensi ringan, terapi diet menjadi perawatan besar untuk control penyakit.
       Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi  untuk fungsi ogan dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubu, dan untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel.